Minggu, 11 Desember 2011

KASIH BAPA DI BUMI PAPUA BELUM DIRASAKAN SEUTUHNYA



Ingat, Isi hati BAPA di Sorga adalah KASIH AKAN DUNIA. Karena itu demi terwujudnya HATI BAPA itu, Allah menjelma manusia di dalam Yesus Kristus yang hadir di kota Daud, yaitu Betlehem. Allah tidak hadir di istana raja, Dia tidak datang dengan kebesaran Allah, Dia tdk dikawal sebagai Raja, Dia tidak hadir dalam suasana kelap kelip lampu yang warna-warni, Dia tidak hadir dengan sambutan lantunan lagu-lagu yang diiringi dgn musik. Dia juga tidak ingin bungkusan kado yang indah kertas kado yang baik, Dia juga ingin sejumlah uang sebagai tebusan dosa, Dia juga tidak ingin pengakuan yang hanya dibibir.

Yang Allah minta adalah PENGAKUAN yang sejati dari hati yang menyatakan bahwa dirinya orang berdosa, butuh pengampunan dari SANG PUTRA NATAL itu. Kemudian PERCAYA bahwa sang Putra Natal itu adalah MESIAS yang dijanjikan itu, dan MENERIMA DIA sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya, maka Yesus SUNGGUH-SUNGGUH LAHIR di dalam hati. Jadi bukan penampilan semata, melainkan segala sesuatu yang lahir dari kesungguhan hati, sebab Dia melihat dan menilai hati. Anda yang sudah melalui proses ini layak bersukacita sebab itulah kado yang terbaik, yang diinginkan oleh Sang Putra Natal.

Tetapi ada pertanyaan yang lahir dari hati juga bahwa “APAKAH semua orang menikmati SUKACITA natal?, APAKAH dunia sudah merasakan KASIH BAPA di Sorga? APAKAH suku-suku di dunia sudah memiliki akses untuk mendengar KABAR BAIK? Tetapi jika jawabannya adalah TIDAK or BELUM, lalu Mengapa tidak? Kemudian jika Anda menemukan letak permasalahannya, maka pertanyaan selanjutnya adalah BAGAIMANA caranya agar bisa merasakan KASIH BAPA tersebut?”   

Tuhan Yesus setelah lahir, Ia tinggal di bumi selama kurang lebih 33 ½ tahun. Selama itu Ia melakukan apa yang menjadi kehendak hati BAPA Sorgawi. Selain itu, Ia mementor 12 orang pilihan-Nya dengan maksud melanjutkan MISI ALLAH yang diembanNya itu kelak Ia terangkat ke Sorga. Kemudian sesaat sebelum Ia terangkat ke Sorga, Mandat agung itu diberikan kepada 12 murid itu sebagaimana terlihat dalam Matius 28:19-20 dan Kisah Para Rasul 1:8. Dan perlu ditegaskan di sini bahwa para murid itu diperintahkan untuk PERGI kepada BANGSA.  Istilah “Ethnos” (Yun) di sini tidak dapat diterjemahkan sebagai “bangsa,” tetapi hendaknya dimengerti dan diterjemahkan sebagai “suku” atau “etnis” atau “rumpun.” Istilah ethnos dapat dimengerti dalam konteks suku yang menerima MANDAT dan suku yang menjadi fokus. Pernyataan ini sangat didukung oleh Kisah Rasul 1:8, di mana mereka diperintahkan untuk menjadi saksi Kristus bagi Sukunya sendiri di Yerusalem (Orang Israel terdiri dari 12 suku). Kemudian Yudea merupakan masih sesama suku tetapi dalam konteks agak luas dari 12 kota Yerusalem. Dan Samaria adalah 10 suku yang telah memberontak dan tercampur dengan suku-suku lain. Sedangkan ke ujung bumi adalah suku-suku lain yang hendaknya menjadi fokus 12 orang ini. Dikatakan demikian sebab di dalam sebuah bangsa tertentu terdiri dari lebih dari satu suku, sehingga perintah ini tidak bisa diterima sebagai bangsa. Sebab jika kata ethnos diterjemahkan bangsa, maka mandat agung tersebut tidak akan terfokus dan tak terarah alias gereja menjadi sekular.     

Dikatakan demikian, sebab realita di bumi Papua menyatakan akan hal ini. Cukup banyak suku yang BELUM TERJANGKAU dan BELUM DENGAR KABAR BAIK di bumi Papua. Hasil survei dari Indonesia Pelangi Nusantara (IPN).
SUKU YANG BELUM TERJANGKAU: Arguni, Asmat, North, Awera, Baham, Bayono, Bedoanes, Burate, Erokwanas, Iha, Irarutu, Kembaru, Kamoro, Kanum, Kemborano, Ketum, Kimaama, Korowai, Kowial, Marid, Mombum, Mor, Morori, Nakal,  Narau, Ndom, Palamul, Puragi, Riantana, Sekar, Yei dan Yelmek.

SUKU YANG BELUM MENDENGAR KABAR BAIK: Abinomn, Aghu, Airoran, Anasi, Auye, Awbono, Awyu,  North, Bagusa, Befa, Burukmakok, Diuwe, Duriankere, Edopi, Emumu, Fayu, Itesim, Isirawa, Kapori, Kawe, Kehu, Kembra, Kirikiri, Kofei, Komyandaret, Kopkaka, Kosadle, Kuri, Kwer, Mander, Marind, Bian, Matbat, Mer, Mor, Murkim, Muyu North, Muyu  South, Ninggerum, Onim, Saponi, Sauri, Semimi, Senggi, Suabo, Tamagario, Tanahmerah,  Tangko, Tause, Towaei, Trimuris, Usku, Wigeo, Walak, Wainggom, Wares, Waris, Woria, Yaqay, Yaur, Yeretuar, Yetfa, dan Yoke.

Sebagai generasi gereja yang berasal dari bumi Papua yang tercinta ini sangat prihatin dengan pola pelayanan berangkat dari paradigma dan konsep pemimpin yang keliru secara mendasar. Berharap bahwa jika ada hamba Tuhan, jemaat Tuhan, penginjil, pemimpin gereja, generasi gereja MEMBACA tulisan ini, maka perlu ada sikap yang jelas agar sukacita natal dapat dinikmati oleh semua orang.

Sikap yang harus diambil adalah:  LUANGKAN waktu 5 menit setiap hari selama bulan natal ini mulai sekarang, PERSEMBAHKAN apa yang ada pada diri Anda, dan mulai dari DIRI ANDA.  Semoga tulisan ini memotivasi dan menjadi berkat. Akhirnya kami sekeluarga mengucapkan SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2011, IMANUEL SELALU.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar