Kamis, 02 Februari 2012

Gereja Papua Minta SBY Intensifkan Dialog Lintas Unsur


Tribunnews.com - Rabu, 1 Februari 2012 18:35 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP), termasuk Gereja Katolik, bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyonodi Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Adapun PGGP yang bertemu dengan SBY, Pdt Lipiyus Biniluk, Rm Neles Tebay, Pr, Pdt Jan Pieth Wambraw, Pdt Isai Doom, S.Th, Pdt Ronaldly Rionaldo Waromi, S.Th, Pdt Theopilus Maupa, Pdt Daniel Sukan, S.Th, Pdt J Willem Yance Maury, S.Th, Pdt Dorman Wandikbo, Pdt Obednego Mauri. Hadir juga, Ev. Mathias Sarwa, Pdt Yulianus Worabay, Maurits Rumbekwan.
Dalam kesempatan ini, seperti diutarakan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, perwakilan PGGP mengungkapkan keinginan mewujudkan Papua damai kedepan, dengan mengintensifkan dialog diantara berbagai unsur.
“Mereka ingin dialog mencari apa persoalanya dengan berbagai pihak. Mereka sebut ada 9 komponen bisa terus menerus diajak berdialog. Misalnya orang asli Papua, Gereja, Kepala Daerah, MRP, unsur adat,” jelas Gamawan, di Kompleks Istana Merdeka Jakarta, Rabu (1/2/2012).
Menurut PGGP, komponen-komponen ini bisa diajak berdialog agar akhirnya tidak ada lagi masalah-masalah yang secara psikologis dan yang menghambat terjadi kedepannya di Papua.
Atas hal itu, ungkap Mendagri, SBY menyambut baik dan akan terus berdialog dengan berbagai unsur untuk kemajuan, mewujudkan Papua damai sekaligus bagaimana mensejahterahkan masyarakat Papua.
“Beliau (SBY-red) memberi petunjuk agar segera diwujudkan, diupayakan agar semua harganya lebih murah dibandingkan sekarang. Misalkan semen. Sekarang sedang dibuat kajian bagaimana membuat pabrik semen, kapal segera dibeli untuk memperlancar transportasi agar transport tidak mahal. Jadi ada quicks win yang harus diwujudkan dalam waktu dekat ini di Papua.,” ujar Gamawan.
Disamping itu, imbuhnya, dialog-dialog, akan terus dikembangan dengan berbagai unsur. Di bawah Wapres, pemerintah akan seluas-luasnya membuka dialog. “Beliau (SBY-red) menugaskan Wapres untuk memujudkan,” ucapnya.
Gamawan melanjutkan untuk membangun infrastruktur, pelabuhan, pabrik-pabrik yang dibutuhkan agar bisa menekan harga-harga menjadi rendah, BUMN akan turun mempercepat pembangunan di Papua.
Karena itu, menurut Gamawan, ada dana-dana yang diperjuangkan segera di DPR untuk memperlancar transportasi, pendidikan, tersedianya pelayanan kesehatan yang lebih luas yang bisa mensejahterahkan rakyat Papua.
Sebelumnya, seperti dikatakan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur Neles Tebay di Tangerang, Rabu (1/2/2012), PGGP akan menyampaikan dan membicarakan berbagai hal terkait dialog perdamaian di Papua dengan SBY.
Menurut Neles yang juga Koordinator Jaringan Damai Papua di Papua, dialog perdamaian dengan sikap saling terbuka dan memahami dari masyarakat Papua dan Pemerintah Indonesia sangat penting. "Dialog Perdamaian menjadi kunci. Jika tidak, Papua akan terus-menerus seperti ini dan rakyat yang akan terus menderita," tuturnya.
Dalam dialog damai, lanjut Neles, ada sembilan aktor di yang harus terlibat dan berdialog secara terbuka, jujur, dan saling menghargai. Kesembilan aktor itu adalah orang asli Papua, orang luar Papua di Papua, polisi, tentara, pemerintah daerah, pemerintah pusat, perusahaan-perusahaan eksploitasi sumber daya alam, Organisasi Papua Merdeka serta Tentara Papua Merdeka, dan orang Papua di luar negeri.
Melalui dialog, lanjut Neles, diharapkan Papua menjadi tanah Papua yang damai dan jauh dari aksi kekerasan. Pembangunan di Papua pun dapat dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan konsisten, siapa pun pemimpinnya.
Penulis: Srihandriatmo Malau  |  Editor: Johnson Simanjuntak
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com