Johan G Geissler
|
"Dalam Nama Allah kami menginjak kaki di Tanah ini" Inilah Kalimat awal yang ucapkan oleh dua misionaris papua yakni Johan
Gottlob Geissler dan C.W. Ottow, Pada tanggal 5 Februari 1855 dengan Kapal
Ternate membuang sauhnya di depan pulau Manansbari (Mansinam) Manokwari -Papua
barat).
Perkembangan gereja masa kini, telah merakar di
seantoro tanah papua, dan akhirnya orang papua telah mengenal injil Yesus
Kristus sebagai keyakinan atau agama yang menjadi penganut mayoritas orang
papua.
Dengan masuknya injil di tanah papua, Umat Tuhan
sepanjang itu berada dalam hidup damai dan telah mengenal Tuhan Yesus sebagai
Penyelamat para akhirat.
Perebutan Tanah Papua
Photo Ilustrasi POS TNI Puncak Jaya
|
Tepanya 1945, Indonesia secara resmi memprokolamasikan
Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh Ir. Sukarno. Namun papua saat itu masih
dalam daerah penjajahan Belanda.
Setelah perang dunia II pecah dan issu komunis di asia
tenggara memuncak, tanggal 1 mei 1963 secara administrasi belanda di desak oleh
Amerika sebagai sekutu untuk melepaskan papua kepada indonesia atas perjanjian
new york melaui UNTEA atau badan PBB yang mengurus persengketaan bangsa papua.
Secara resmi papua di integrasikan melalui PBB atas
dasar pelaksanaan PEPERA 1969, sekitar 24 atau 25 tahun dari 1945 setelah
Indonesia merdeka taggal 17 agustus 1945.
Ada agama lain di dunia
Setelah bergabung dengan NKRI, barulah orang papua
tahu bahwa ada banyak agama lain di dunia, ini setelah masuknya para imigran
dari luar papua yang datang kepapua dan mengetahui kalau mereka memeluk
agama lain yakni agama islam.
Sampai perkembangannya, di tahun 1970-an orang papua
benar-benar di jajah di bawah otoritas Suharto sampai 1998. Kebebasan agama,
kebebasan budaya, kebebasan hak hidup masyarakat papua saat itu benar-benar di
bungkam dan di musnakan terbukti ada penghilangan sosiolog papua Arnol App dan
lainnya.
Setelah satu abad Lebih Telihat banyak agama
berdatangan di Tanah Kristen Papua
Integrasi ke papua kedalam Indonesia berhasil, secara
otomatis 5 Agama berlaku seluruh Indonesia, termasuk papua, Papua yang dulunya
hanya satu agama, kini menjadi 5 Agama secara nasinal. Penyebaran agama dengan
legalitas 5 agama di indonesia, papua benar-benar target penyebaran agama
secara terbuka bahkan target utama dalam perebutan tanah papua sebagai
mayoritas agama Kristen.
Dengan dukungan finansial dari negara, khususnya agama
islam telah melakukan berbagai upaya dalam penyebaran agama di papua. Buktinya
banyak mesjid dan pesantren di mana-man di papua.
Imigran dari luar papua yakni pemeluk agama Islam
berdatangan tanpa kontrol dan menyebar ke seluruh papua. Misis penyebaran agama
terus berlaju dan tersebar secara nyata bahkan gelap di papua hampir 50 tahun
sejak integrasi papua kedalam NKRI.
Acaman Penlenyapan Agama Kristen di Papua
Papua sedang dalam ancaman besar. Wilayah berpenduduk
mayoritas Kristen & Katolik sudah berada dalam target Islamisasi, yaitu
proses peng-Islam-an orang-orang Kristen pedalaman yang minim pengetahuan
tentang Kekristenan.
Kegiatan AFKN di Papua
|
Organisasi Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), lembaga
Islam yang sedang berusaha menggencarkan Islamisasi di kota Injil. Pemimpin
AFKN yaitu Ustadz Muhammad Zaaf Fadzlan Rabbani Al Garamatan atau yang lebih
dikenal dengan Ustadz Fadzlan, pemilik Pesantren yang berada di wilayah Bekasi.
Sebuah awal yang sungguh mencengangkan. AFKN telah membeli kapal khusus untuk
menuju Papua demi suksesnya Islamisasi.
Kapal laut dakwah itu sendiri dibeli seharga Rp 600
juta. Kapal yang memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3 meter ini mampu
menampung 20 penumpang dan beban seberat 10 ton, juga dilengkapi standar
keselamatan seperti rakit penyelamat, ringboy, karet pelampung serta alat
komunikasi. Bahkan, sempat beredar kabar, AFKN akan membagikan 55 ribu Al-Qur'an
yang siap disebar di seluruh Papua. Ustadz Fadzlan juga menyampaikan
pendapatnya bahwa orang Kristen tidak perlu iri dengan strateginya
“Ustadz Fadzlan Berkata: Orang
Kristen tidak boleh cemburu. Yang seharusnya cemburu adalah umat Islam, karena selama
ini umat Islam di Papua kurang sekali mendapat fasilitas. Justru yang sering
mendapat fasilitas adalah mereka (Kristen), baik dari negara maupun hasil
kekayaan alam negeri yang mereka ambil. Otsus itu mereka yang makan semua,
sementara umat Islam tidak mendapat. Bukankah selama ini seluruh orang Kristen,
misionaris dan gereja, menggunakan pesawat modern, tapi umat Islam tidak pernah
menggangu. Kok dengan kapal kecil saja mereka cemburu. Tidak ada yang melarang.
Yang jelas, saat ini belum ada gangguan terhadap dakwah AFKN. Irian itu
negeri Muslim kok,” katanya.
Dia juga berkata “AFKN ingin membangun keadilan dengan
cara mendatangi semua lembaga Islam, majelis taklim dan semua umat Islam, dan
menyerukan umat Islam agar menyelamatkan Muslim Irian. Karena umat Islam Irian
adalah bagian dari NKRI. Apa yang dilakukan AFKN adalah upaya untuk mendukung
program pemerintah. Ketika umat Islam kurang mendapat perhatian dan fasilitas,
maka AFKN ingin terlibat untuk membantu umat, khususnya muslim Papua.” Dan yang
santer di pemberitaan media Islam, kepala suku Asmat Senansius Kayimtel masuk
Islam beserta seluruh anggota keluarganya dan berganti nama menjadi Umar
Abdullah Kayimtel pada tanggal 19 Februari 2012. Dan seperti tradisi yang
berlaku di pedalaman Papua, seluruh anggota suku akan mengikuti agama
pemimpinnya!
Istilah Sebutan Papua NUU WAAR (PAPUA)
Pengobatan Gratis AFKN Papua
|
"Kegiatan yang rutin kami laksanakan setiap tahun
ini merupakan bentuk sumbangsih AFKN dalam menyemai dakwah di bumi Nuu Waar (Papua),"
kata ustadz kelahiran Fakfak ini.
Menurut Ustadz Fadzlan Garamatan, ketua umum AFKN,
kegiatan ini akan dilaksanakan di beberapa kabupaten dengan target peserta
khitan sebanyak 8.000 orang Papua Akan di sunat.
AFKN juga membagikan jilbab kepada muslimah di
pedalaman Bumi Nuu Waar. ”Tahun ini, Jilbab yang bisa kita bagikan jumlahnya 1.700.000 jilbab. Sedangkan tahun sebelumnya sebanyak dua juta jilbab. Kegiatan ini semua
dilakukan dalam rangka mengantarkan dakwah Islamiyah dengan memperbaiki tauhid
saudara-saudara kita di Papua, baik yang sudah lama masuk Islam mau pun yang
baru memeluk Islam, sehingga keimanan bertambah kuat,” jelasnya.
Selain menyelenggarakan khitanan massal bagi 7500
warga di Bumi Nuu Waar, menurut Ustadz Fadzlan, saat ini AFKN juga sedang
mengadakan pengobatan Tibbunnabawi (pengobatan ala Rasulullah saw).
Diakuinya, banyak warga Nuu Waar yang selama ini mengonsumsi berbagai makanan
yang tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, yang akhirnya menjadi racun
di dalam tubuhnya.
Misi Terselubung Islamisasi Papua
Anak2 Papua
|
Saat ini dakwah Islam di Papua makin gencar. Buku
Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua) yang ditulis
Ali Atwa menyebut, bahwa Islam yang pertama ada di Papua, bukan Kristen. Tahun
1997, pernah ada seminar di Kabupaten Fakfak dan di Jayapura menyebutkan,
sebelum para misionaris Kristen menginjakkan kakinya di Tanah Papua, katanya,
sudah terlebih dahulu muballigh Islam hadir di sana.
“Islam masuk pertama kali di bagian barat Papua. Di
Fak Fak, jumlah Muslim hampir separuh populasi.” Kabupaten Fakfak sendiri yang
memiliki luas wilayah 38.474 km2 dan berpenduduk sebanyak 50.584 jiwa, justru
sangat kental dengan Islam.
Saksi bisu sejarah Islam, Masjid Patimburak, hingga
kini masih difungsikan sebagai tempat ibadah 36 kepala keluarga dengan 147 jiwa
yang tinggal di sekitarnya. “Dulu di sini ramai, tapi satu-satu mereka pergi,”
ujar Daud Iba, sekretaris kampung Patimburak.
Tetapi cerita di atas mengaburkan fakta lain.
Sesungguhnya yang pertama agama Kristen Protestan di daerah Manokwari, tahun
1855 sudah jelas. Missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler
datang menjadi missionaris.
Fadzlan merasa benar sendiri. “Orang Kristen tidak
boleh cemburu. Yang seharusnya cemburu adalah umat Islam, karena selama ini
umat Islam di Papua kurang sekali mendapat fasilitas. Justru yang sering
mendapat fasilitas adalah mereka (Kristen), baik dari negara maupun hasil
kekayaan alam negeri yang mereka ambil. Otsus itu mereka yang makan semua,
sementara umat Islam tidak mendapat. Bukankah selama ini seluruh orang Kristen,
misionaris dan gereja, menggunakan pesawat modern, tapi umat Islam tidak pernah
menggangu. Kok dengan kapal kecil saja mereka cemburu. Tidak ada yang melarang.
Yang jelas, saat ini belum ada gangguan terhadap dakwah AFKN. Irian itu
negeri Muslim kok,” katanya
Kapal Dakwah Papua Gegerkan
Aktivis Gereja
KAPAL AFKN Operasi di papua
|
Beberapa waktu lalu (18/7), Badan Wakaf Al Qur’an
(BWA) baru saja melakukan serah terima kapal dakwah kepada AFKN di Putri
Duyung, Ancol, Jakarta . Hadir dalam acara tersebut, antara lain: Ustadz Harry
Moekti, Opick, Dr Bambang Sardjono dari Departemen Kesehatan, Dr Kholiqurrahman
Raus DAP (Ketua Dewan Pembina AFKN), Djuwono Banukisworo (Senior Vice President
BNI Syariah), Ustadz Ihsan Salam (Direktur BWA).
Kapal Dakwah yang dinamakan AFKN Khilafah I itu
berasal dari donatur umat Islam. Uang yang terkumpul tersebut dikoordinir oleh
BWA melalui kegiatan penggalanan dana yang diberi tajuk “Papua Muslim Care”
di Balai Kartini, Jakarta (9/1). Dana yang terkumpul pada malam itu, cukup
fantastis, yakni, mencapai Rp 2 Milyar.
Selain kapal dakwah, BWA juga mengajak para donator
untuk berkomitmen dalam program wakaf khusus, dalam pengadaan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di pedalaman Papua, rencananya akan
ditempatkan di Kaimana. Ini merupakan program jangka panjang untuk Muslim
Papua.
Kapal laut dakwah untuk Muslim Papua itu sendiri
dibeli seharga Rp 600 juta. Kapal yang memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3
meter ini mampu menampung 20 penumpang dan beban seberat 10 ton, juga
dilengkapi standar keselamatan seperti rakit penyelamat, ringboy, karet pelampung
serta alat komunikasi. Mengingat, perairan di Papua sangat luas, maka masalah
transportasi menjadi sangat penting sebagai sarana dakwah.
Jika sebelumnya, AFKN harus menyewa kapal dengan biaya
yang sangat mahal, belum lagi bahan bakarnya. Per liter bisa dikenakan Rp 23
ribu. “Terkadang, kita harus berhari-hari mengarungi laut dengan perahu. Jika
menyewa boat, biaya pun habis untuk bahan bakar. Padahal, amanah berupa sedekah
dari umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia melalui AFKN harus disampaikan
untuk Muslim Papua yang ada di pedalaman,” tutur Ustadz Fadzlan.
2013, Media Australia Membocorkan 2700 anak – anak
papua di bawa ke pesantren Jakarta
Anak-anak Papua sementara dibawa dari Papua ke
sekolah-sekolah Islam di Jawa untuk “dididik kembali”, tulis Michael Bachelard.
Johanes Lokobal duduk di atas rumput yang menjadi alas
dari lantai kayu rumah kecilnya yang hanya terdiri atas satu ruangan. Dia
menghangatkan tangannya pada perapian yang terletak di tengah ruangan.
Sementara itu dari waktu ke waktu seekor babi, tidak tampak karena berada di
ruangan sebelah, menjerit dan membentur-benturkan tubuhnya dengan keras ke
dinding rumah.
Kampung Megapura yang terletak di tengah pegunungan di
provinsi paling timur Indonesia yaitu papua barat merupakan kampung yang sangat
terpencil sehingga penyedian barang-barang hanya dapat dilakukan melalui
perjalanan udara atau dengan berjalan kaki. Johanes Lokobal telah tinggal di
sana sepanjang hidupnya.
Dia tidak tahu dengan tepat berapa usianya, “Tua saja”
katanya dengan suara parau. Ia juga miskin. “Saya bekerja di kebun. Pendapatan
saya kira-kira Rp. 20.000 per hari. Saya juga membersihkan halaman sekolah.”
Tetapi di kehidupannya yang sudah berat, terjadi kemalangan yang paling
menyakiti dia. Pada tahun 2005, putra tunggalnya, Yope, dibawa pergi ke
Jakarta. Lokobal tidak ingin Yope pergi. Anak itu masih berumur sekitar 14
tahun, tapi dia berbadan besar dan kuat, seorang pekerja yang baik.
Namun orang-orang itu tetap membawa dia pergi.
Beberapa tahun kemudian, Yope meninggal. Tidak ada yang bisa mengatakan kepada
Lokobal bagaimana atau kapan tepatnya anaknya meninggal, dan dia juga tidak
tahu di mana anaknya dimakamkan. Yang dia tahu secara pasti adalah, bahwa hal
ini tidak seharusnya terjadi.
anak2 papua pesantren jakarta
|
Para pemisi terselubung menguraikan Sekitar 1400 anak-ana Generasi Muslim Nuu Waark Papua disekolahkan secara cuma-cuma alias gratis. Awalnya dimasukkan ke berbagai
pesantren di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, kemudian menempuh jenjang perguruan
tinggi, dalam dan luar negeri. Ratusan di antaranya tengah menempuh jenjang
S-1, dan sudah 29 orang yang meraih gelar S-2
Untuk membawa anak-anak Papua belajar ke Jakarta, Sumatera, dan Surabaya,
AFKN menjalin hubungan kerjasama dengan stakeholder pimpinan pesantren,
rektorat, pimpinan yayasan hingga Baitul Mal wa Tamwil. Bahkan pendekatan
secara pribadi dengan mereka yang memiliki kepedulian dengan perjuangan AFKN
mengangkat harkat dan martabat masyarakat Muslim Papua.
Di antara dermawan, ada yang bersedia menjadi ayah
angkat, dan membiayai hidup mereka selama belajar di pesantren atau kampus,
tempat anak-anak Papua menuntut ilmu. Adapun anak-anak Papua yang datang ke
kota besar tersebut, berasal dari kabupaten yang berbeda. Ada dari Kaimana,
Fakfak, Bintuni, Raja Ampat, Wamena, Sorong, Nabire, dan wilayah Papua lainnya.
Kegiatan Islamisasi Papua
|
Setidaknya ada 11 anak (Putra-putri) Muslim Papua yang
mendapatkan kesempatan belajar di Univesitas Indonusa Unggul, sebuah perguruan
tinggi swasta ternama di Jakarta. Mereka adalah Muksin Patipi, Yusuf Sayop,
Usman Iba, Siti Adia Akatian, Siti Woretma, Fitria Patiran, Siti Rahayu Gwas
Gwas, Hajija Rumakabes (semua dari Fakfak), Eric Arta Saiyof (Sorong), Nasir
Tonoi (Bintuni), Yahya Boimasa (Kaimana). Selain di Kampus Indonusa Unggul,
sejumlah mahasiswa asal Papua juga mendapatkan beasiswa di Kampus Universitas
Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Ciputat, salah seorang mahasiswanya adalah
Muhammad Mudzakkir Asso yang baru saja meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Bagimana Reaksi gereja Papua Atas Misi Islamisasi
Papua?
Tanah yang damai, Tanah diberkati Tuhan, Tanah Pilihan
Tuhan dan Lainnya menjadi slogan orang Kristen di papua benar-benar di injak
dan di bungkam, kenyataan ini apakah kita berdiam diri ataukah mengambil
langkah strategis untuk menghentikan semua program terselubung ini.
Kanapa para pimpinan gereja di papua hanya diam saja,
apakah ini bukan menjadi ancaman generasi Kristen di papua?
Kami berharap Gereja-Gereja di papua harus bertindak
dan melakukan berbagai upaya untuk mencegah islamisasi di papua.